Dalam bidang biologi sel, organel ialah salah satu dari beberapa struktur dengan fungsi khusus yang terapung-apung dalam sitoplasma sel eukariot. Dahulu, organel dikenali melalui penggunaan mikroskop, serta juga melalui penggunaan fraksinasi sel.
Beberapa organel yang besar mungkin berasal dari bakteri endosimbion:
* kloroplas
* plastida lain, seperti leukoplas, amiloplas, etioplas, elaioplas, rodoplas, dan kromoplas.
* mitokondria.
Organel yang lain termasuk:
* akrosom
* sentriol
* silium/flagelum
* retikulum endoplasma
* glioksisom
* badan Golgi
* lisosom
* melanosom
* mitosom
* miofibril
* nukleolus
* nukleus
* parentesom
* peroksisom
* ribosom
* vakuola
* vesikula
Struktur-struktur lain yang berkaitan:
* sitosol
* sistem endomembran
* nukleosom
* mikrotubulus
* membran sel
Sumber : wikipedia.org
Jumat, 14 Agustus 2009
Kamis, 13 Agustus 2009
Cacing Parasit
Cacing parasit adalah cacing yang hidup sebagai parasit pada organisme lain, baik hewan atau tumbuhan. Mereka adalah organisme yang seperti cacing yang hidup dan makan pada tubuh yang ditumpangi serta menerima makanan dan perlindungan sementara menyerap nutrisi tubuh yang ditumpangi. Penyerapan ini menyebabkan kelemahan dan penyakit. Penyakit yang diakibatkan oleh cacing parasit biasanya disebut secara umum sebagai kecacingan.
Cacing parasit umumnya merupakan anggota Cestoda, Nematoda, dan Trematoda.
Beberapa cacing parasit hewan/manusia:
* Cacing gelang (Ascaris), penyebab askariasis
* Cacing hati (Fasciola), menghuni organ hati hewan ternak (terutama sapi dan babi)
* Cacing kremi (Enterobius), menghuni usus manusia dan menyebabkan gatal di sekitar dubur
* Cacing pipih darah, penyebab skistosomiasis (Schistosomia)
* Cacing pita (Taenia)
* Cacing tambang, penyebab ankilostomiasis (Ancylostoma duodenale dan Necator americanus)
* Cacing penyebab filariasis, seperti Wuchereria bancrofti, Brugia malayi, Brugia timori, Loa loa, Mansonella streptocerca, Onchocerca volvulus, Dracunculus medinensis, Mansonella perstans, dan Mansonella ozzardi
Beberapa cacing parasit tumbuhan:
* cacing puru akar (Pratylenchus dan Heterodera)
* nematoda akar (P. coffeae, Radopholus similis, dan beberapa Meloidogyne.
Sumber : wikipedia.org
Cacing parasit umumnya merupakan anggota Cestoda, Nematoda, dan Trematoda.
Beberapa cacing parasit hewan/manusia:
* Cacing gelang (Ascaris), penyebab askariasis
* Cacing hati (Fasciola), menghuni organ hati hewan ternak (terutama sapi dan babi)
* Cacing kremi (Enterobius), menghuni usus manusia dan menyebabkan gatal di sekitar dubur
* Cacing pipih darah, penyebab skistosomiasis (Schistosomia)
* Cacing pita (Taenia)
* Cacing tambang, penyebab ankilostomiasis (Ancylostoma duodenale dan Necator americanus)
* Cacing penyebab filariasis, seperti Wuchereria bancrofti, Brugia malayi, Brugia timori, Loa loa, Mansonella streptocerca, Onchocerca volvulus, Dracunculus medinensis, Mansonella perstans, dan Mansonella ozzardi
Beberapa cacing parasit tumbuhan:
* cacing puru akar (Pratylenchus dan Heterodera)
* nematoda akar (P. coffeae, Radopholus similis, dan beberapa Meloidogyne.
Sumber : wikipedia.org
PLASMOLISIS
Plasmolisis merupakan dampak dari peristiwa osmosis.Jika sel tumbuhan diletakkan di larutan garam terkonsentrasi (hipertonik), sel tumbuhan akan kehilangan air dan juga tekanan turgor, menyebabkan sel tumbuhan lemah. Tumbuhan dengan sel dalam kondisi seperti ini layu. Kehilangan air lebih banyak akan menyebabkan terjadinya plasmolisis: tekanan terus berkurang sampai di suatu titik di mana protoplasma sel terkelupas dari dinding sel, menyebabkan adanya jarak antara dinding sel dan membran. Akhirnya cytorrhysis - runtuhnya seluruh dinding sel - dapat terjadi. Tidak ada mekanisme di dalam sel tumbuhan untuk mencegah kehilangan air secara berlebihan, juga mendapatkan air secara berlebihan, tetapi plasmolisis dapat dibalikkan jika sel diletakkan di larutan hipotonik. Proses sama pada sel hewan disebut krenasi. Cairan di dalam sel hewan keluar karena peristiwa difusi.
Plasmolisis hanya terjadi pada kondisi ekstrem, dan jarang terjadi di alam. Biasanya terjadi secara sengaja di laboratorium dengan meletakkan sel pada larutan bersalinitas tinggi atau larutan gula untuk menyebabkan ekosmosis, seringkali menggunakan tanaman Elodea atau sel epidermal bawang yang memiliki pigmen warna sehingga proses dapat diamati dengan jelas
Sumber : WIKIPEDIA.ORG
Rabu, 12 Agustus 2009
Langganan:
Postingan (Atom)