Senin, 09 September 2013

PENGERTIAN, OBJEK, DAN RUANG LINGKUP FILSAFAT ILMU



PENGERTIAN, OBJEK, DAN RUANG LINGKUP FILSAFAT ILMU
Makalah
Diajukan Untuk Memenuhi UAS Mata Kuliah Filsafat Ilmu
Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: H:\Faisal\IAIN CL_1.jpg

Dosen Pengampuh:
Prof. Dr. Moh. Sholeh, M. Pd PNI

Oleh:

Bagus Waskito Utomo  (D01212006)




INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL  SURABAYA FAKULTAS TARBIYAH
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SURABAYA
2013


KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim
            Alhamdulillah Allamal Qur’an Kholaqol Insan Allamahul Bayan, washshalatu wassalamu ’ala Ruslil Anam, Sayyidina Muhammadin wa ’ala alihi wa shohbihi ila yaumil manam.
            Puji syukur kepada Allah SWT, yang telah menciptakan manusia dan alam seisinya untuk makhluknya serta mengajari manusia tentang al-qur’an dan kandungannya, yang dengan akal pikiran sebagai potensi dasar bagi manusia untuk menimbang sesuatu itu baik atau buruk, menciptakan hati nurani sebagai pengontrol dalam tindak tanduk, yang telah menciptakan fisik dalam sebagus bagusnya rupa untuk mengekspresikan amal ibadah kita kepada-Nya. Segala puji bagi Allah sang Maha Kuasa pemberi hidayah, yang semua jiwa dalam genggaman-Nya, kasih kaming-Mu mulia tak terperi. Rahman dan Rahim-Nya telah menyertai kami sehingga dapat menyelesaikan penulisan makalah ini.
            Sholawat bermutiarakan salam senantiasa kita haturkan kepada revolusionar muslim sejati baginda Muhammad SAW, serta para sahabatnya yang telah membebaskan umat manusia dari lembah kemusyrikan dan kejahiliyahan menuju alam yang bersaratkan nilai-nilai tauhid dan bertaburan cahaya ilmu pengetahuan dan kebenaran. Dalam makalah ini, penulis berupaya semaksimal mungkin menyajikan makalah dalam bentuk yang mudah dibaca. Namun, penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih banyak kekurangan.
            Tiada yang dapat kami ucapkan sebagai balas budi kami selain untaian ucapan terima kasih dan doa, agar semua amal kebaikan selama ini penuh dengan iringan rahmat dan ridho Allah SWT. Sehingga dicatat sebagai amalan makbulan’indallah. Amin. Kami berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca dan semuanya, khususnya bagi penulis sendiri.







BAB 1
PENDAHULUAN
A.                          Latar Belakang.
            Filsafat dan ilmu pada dasarnya adalah dua kata yang saling terkait, baik secara substansial maupun historis, karena kelahiran ilmu tidak lepas dari peranan filsafat. Filsafat telah merubah pola pemikiran bangsa Yunani dan umat manusia dari pandangan mitosentris menjadi logosentris. Perubahan pola pikir tersebut membawa perubahan yang cukup besar dengan ditemukannya hukum-hukum alam dan teori-teori ilmiah yang menjelaskan bagaimana perubahan-perubahan itu terjadi, baik yang berkaitan dengan makro kosmos maupun mikrokosmos. Dari sinilah lahir ilmu-ilmu pengetahuan yang selanjutnya berkembang menjadi lebih terspesialisasi dalam bentuk yang lebih kecil dan sekaligus semakin aplikatif dan terasa manfaatnya. Filsafat sebagai induk dari segala ilmu membangun kerangka berfikir dengan meletakkan tiga dasar utama, yaitu ontologi, epistimologi dan axiologi. Maka Filsafat Ilmu menurut Jujun Suriasumantri merupakan bagian dari epistimologi (filsafat ilmu pengetahuan yang secara spesifik mengkaji hakekat ilmu (pengetahuan ilmiah). Dalam pokok bahasan ini akan diuraika pengertian filsafat ilmu, dan obyek yang menjadi cakupannya.









B.     Rumusan masalah
  1. Apa pengertian Filsafat Ilmu?
  2. Apa saja Objek Formal dan Objek Material Filsafat Ilmu?
  3. Apa batasan ruang lingkup filsafat Ilmu?


C.    Tujuan Masalah.
1.      Bisa menguraikan definisi filsafat Ilmu.
2.      Mengetahui Objek formal dan Objek material filsafat ilmu.
3.      Memahami ruang lingkub filsafat ilmu.














BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Filsafat Ilmu
            Menurut Robert Ackerman filsafat ilmu dalam suatu segi adalah suatu tinjauan kritis tentang pendapat-pendapat ilmiah dewasa ini dengan perbandingan terhadap kriteria-kriteria yang dikembangkan dari pendapat-pendapat demikian itu, tetapi filsafat ilmu jelas bukan suatu kemandirian cabang ilmu dari praktek ilmiah secara aktual. Lewis White Beck, memberi pengertian bahwa filsafat ilmu membahas dan mengevaluasi metode-metode pemikiran ilmiah serta mencoba menemukan dan pentingnya upaya ilmiah sebagai suatu keseluruhan.
Menurut A. Cornelius Benjamin filsafat ilmu merupakan cabang pengetahuan filsafat yang merupakan telaah sistematis mengenai ilmu, khususnya metode-metodenya, konsep-konsepnya dan praanggapan-praanggapan, serta letaknya dalam kerangka umum cabang-cabang pengetahuan intelektual. Michael V. Berry berpendapat bahwa filsafat ilmu adalah penelaahan tentang logika interen dari teori-teori ilmiah dan hubungan-hubungan antara percobaan dan teori, yakni tentang metode ilmiah.
Menurut May Brodbeck filsafat ilmu adalah analisis yang netral secara etis dan filsafati, pelukisan dan penjelasan mengenai landasan – landasan ilmu. Peter Caws Filsafat ilmu merupakan suatu bagian filsafat, yang mencoba berbuat bagi ilmu apa yang filsafat seumumnya melakukan pada seluruh pengalaman manusia. Filsafat melakukan dua macam hal : di satu pihak, ini membangun teori-teori tentang manusia dan alam semesta, dan menyajikannya sebagai landasan-landasan bagi keyakinan dan tindakan; di lain pihak, filsafat memeriksa secara kritis segala hal yang dapat disajikan sebagai suatu landasan bagi keyakinan atau tindakan, termasuk teori-teorinya sendiri, dengan harapan pada penghapusan kesalahan.
Stephen R. Toulmin mengemukana bahwa sebagai suatu cabang ilmu, filsafat ilmu mencoba pertama-tama menjelaskan unsur-unsur yang terlibat dalam proses penyelidikan ilmiah prosedur-prosedur pengamatan, pola-pola perbinacangan, metode-metode penggantian dan perhitungan, pra-anggapan-pra-anggapan metafisis, dan seterusnya dan selanjutnya menilai landasan-landasan bagi kesalahannya dari sudut-sudut tinjauan logika formal, metodologi praktis, dan metafisika.
Dari uraian di atas akan diperoleh suatu gambaran bahwa filsafat ilmu merupakan telaah kefilsafatan yang ingin menjawab pertanyaan mengenai hakikat ilmu, yang ditinjau dari segi ontologis, epistemelogis maupun aksiologisnya.
Dengan kata lain filsafat ilmu merupakan bagian dari epistemologis (filsafat pengetahuan) yang secara spesifik mengakaji hakikat ilmu, seperti obyek apa yang ditelaah ilmu? Bagaimana ujud yang hakiki dari obyek tersebut? Bagaimana hubungan antara obyek tadi dengan daya tangkap manusia yang membuahkan pengetahuan ?
(Landasan ontologis)Bagaimana proses yang memungkinkan ditimbanya pengetahuan yang berupa ilmu? Bagaimana prosedurnya? Hal-hal apa yang harus diperhatikan agar mendakan pengetahuan yang benar? Apakah kriterianya? Apa yang disebut kebenaran itu? Adakah kriterianya? Cara/teknik/sarana apa yang membantu kita dalam mendapatkan pengetahuan yang berupa ilmu?
(Landasan epistemologis) Untuk apa pengetahuan yang berupa ilmu itu dipergunakan? Bagaimana kaitan antara cara penggunaan tersebut dengan kaidah-kaidah moral? Bagaimana penentuan obyek yang ditelaah berdasarkan pilihan-pilihan moral ? Bagaimana kaitan antara teknik prosedural yang merupakan operasionalisasi metode ilmiah dengan norma-norma moral/profesional ?
B.     Objek Material dan Objek Formal
            Obyek filsafat ilmu dibedakan atas obyek material dan obyek formal. Yang dimaksudkan dengan obyek materialfilsafat ilmu ialah sesuatu atau obyek yang diselidiki, dipelajari, dan diamati. Atau segala sesuatu yang ada, yang meliputi: ada dalam kenyataan, ada dalam pikiran, dan yang ada dalam kemungkinan. Obyek material adalah apa yang dipelajari dan dikupas sebagai bahan pembicaraan atau penelitian. Dalam gejala ini jelas ada tiga hal menonjol, yaitu manusia, dunia, dan akhirat.
Sedangkan obyek formal filsafat ilmu ialahsudut pandang dalam penyelidikan atau pengamatan. Atau hakikat dari segala sesuatu yang ada. Obyek formal adalah cara pendekatan yang dipakai atas obyek material, yang sedemikian khas sehingga mencirikan atau mengkhususkan bidang kegiatan yang bersangkutan. Jika cara pendekatan itu logis, konsisten dan efisien, maka dihasilkanlah sistem filsafat.
Yang membedakan antara objek formal dan objek material ialah objek formal, tidak terbatas pada apa yang mampu di inderawi saja, melainkan seluruh hakikat sesuatu, baik yang nyata maupun yg abstrak. Sedangkan objek materialnya ialah yang memungkinkan diambilnya pengetahuan yang benar dengan cara/teknik  atau sarana yang membantu dalam mendapatkan pengetahuan yang benar itu.
Sebuah ilmu dibedakan dari ilmu lain karena obyek formalnya. Dengan perkataan lain, dari sudut obyek material, beberapa ilmu mempunyai kesamaan, tapi berdasarkan obyek formal, ilmu-ilmu itu berbeda. Untuk lebih jelasnya akan diuraikan berikut ini.
1)    Objek material filsafat ilmu adalah pengetahuan ilmiah atau ilmu. Obyek material filsafat ilmu sama dengan obyek material beberapa ilmu lain seperti sejarah ilmu, psikologi ilmu, atau sosiologi ilmu. Semuanya mempelajari ilmu-ilmu. Misalnya, psikologi ilmu adalah cabang psikologi yang memberikan penjelasan tentang proses-proses psikologis yang menunjang ilmu. Hasil penelitian bidang ini dapat merumuskan pentingnya faktor psikologis pada kreativitas proses penyusunan hipotesis ilmiah. Demikian juga unsur psikologis dalam persepsi, khususnya persepsi pada observasi ilmiah.
2)    Objek formal filsafat ilmu adalah ilmu atas dasar tinjauan filosofis, yaitu secara ontologis, epistemologis, dan aksiologis. Obyek formal Filsafat Ilmu ialah asal usul, struktur, metode, dan validitas ilmu. Dalam kaitan dengan ini, C.A. van Peursen menyebutkan adanya dua kecenderungan dalam filsafat ilmu, yakni tendensi metafisik dan metodologik. Pada tendensi metafisik, filsafat ilmu misalnya bertanya apakah ruang yang digunakan ilmu ukur itu merupakan suatu yang sungguh-sungguh ada sebagai ruang mutlak atau hanya skematisasi yang dipaksakan pada gejala-gejala oleh pengamatan manusia? Filsafat ilmu juga mempertanyakan bagaimana peranan hukum sebab-akibat dalam realitas alam. Juga diselidiki misalnya: bagaimana sifat pengetahuan yang mendasari ilmu? Apakah gejala historis dapat ditampilkan dalam suatu ilmu berdasarkan alsan-alasan obyektif? Menyangkut tendensi metodologik, filsafat ilmu memusatkan perhatian pada data relevan dan konstruksi argumentasi yang sahih.
C.    Ruang lingkub filsafat ilmu
            Perlu kita ketahui, hingga saat ini filsafat ilmu telah berkembang pesat sehingga menjadi suatu bidang pengetahuan yang amat luas dan sangat mendalam. Beberapa filusuf memberikan pendapatnya tentang ruang lingkup filsafat ilmu. Diantara filusuf-filusuf tersebut adalah:
a.       Pater Anggeles
Sebagaimana dikutip Liang Gie, dalam bukunya Dictionary of Philosohy, Pater Anggeles membagi empat konsentrasi utama dalam filsafat ilmu :
1. Telaah mengenai beberaa konsep, pra anggapan, dan metode ilmu, berikut analisis, perluasan dan penyusunannya untuk mendatakan pengetahuan yang lebih ajeg dan cermat.
2. Telaah dan pembenaran mengenai proses penalaran dalam ilmu berikut struktur perlambangannya.
3. Telaah mengenai saling keterkaitan antara berbagai macam ilmu.
4. Telaah mengenai berbagai akibat pengtahuan ilmiah bagi hal-hal yang berkaitan dengan penyerapan dan pemahaman manusia terhadap realitas, hubungan logika dan matematika dengan realitas, entitas teoritis, sumber dan keabsahan pengetahuan, serta sifat dasar manusia.
            b. Cornelius Benjamin
Dalam pandangannya, pokok-pokok asal filsafat ilmu dibagi dalam tiga bidang, meliputi:
1. Telaah mengenai metode ilmu, lambang ilmiah, dan struktur logis dari system berlambang ilmiah. Telaah ini banyak menyangkut logika dan teori pengetahuan, dan teori umum tentang tanda.
2. Penjelasan mengenai konsep dasar, pra anggapan dan pangkal pendirian ilmu, berikut landasan-landasan empiris, rasional dan ragmatis yang menjadi tempat tumpuannya.
3. Aneka telaah mengenai saling keterkaitan diantara berbagai ilmu dan implikasinya bagi suatu teori alam semesta seperti idealisme, materialime, monisme dan pluralisme.
            c. Arthur Danto
beliau menyimpulakan bahwa lingkupan filsafat ilmu mencakup:
1. Persoalan-persoalan konsep yang memiliki kaitan erat dengan ilmu itu sendiri sehingga pemecahannya dapat seketika dipandang sebagai sumbangan kepada ilmu dari pada kepada filsafat.
2. Persoalan-persoalan umum dengan pertalian umum yang filsafati sehingga pemecahannya merupakan suatu sumbangan kepada metafisika atau epistimologi seperti kepada filsafat ilmu yang sesungguhnya.
            d. Israel Scheffier
Filsafat ilmu yang mencari pengetahuan umum tentang ilmu atau dunia sebagaimana ditunjukkan oleh ilmu, cakupannya ada tiga bidang, yaitu:
1. Peran ilmu dalam masyarakat, yang menelaah hubungan-hubungan antara faktor-faktor kemasyarakatan dan ide-ide ilmiah.
2. Dunia sebagaimana digambarkan oleh ilmu, berusaha melukiskan asal mula dan struktur alam semesta menurut teori-teori yang terbaik dan penemuan-penemuan dalam kosmologi.
3. Landasan-landasan ilmu, menyelidiki metode umum, bentuk logis, cara penyimpulan, dan konsep dasar ilmu-ilmu.
            e. Ensiklopedia Britanica,
Merangkum tentang cakupan filsafat ilmu sebagai berikut:
1. Sifat dasar dan lingkup filsafat ilmu dan hubungannya dengan cabang ilmu lain, aneka ragam soal dan metode-metode hampiran terhadap filsafat ilmu.
2. Berdasarkan sisi histories.
3. Unsur-unsur sisi ilmiah.
4. Gerakan-gerakan pemikiran ilmiah, meliputi penemuan ilmiah, pembuktian keabsahan dan pembenaran dari konsep dan teori baru, dan penyatuan teori-teori dan konsep-konsep ilmu yang terpisah.
5. Kedudukan filsafat dari teori ilmiah, yang terdiri dari: kedudukan proporsi ilmiah dan konsep entitas, hubungan antara analisis filsafati dan praktek ilmiah.
6. Pentingnya pengetahuan ilmiah bagi bidang-bidang lain dari pengalaman dan soal manusia.
            f. Noeng Muhadjir
Dalam bukunya Filsafat Ilmu: Positivisme, Post Positivisme dan Post Modernimisme. Mengemukakan bahwa obyek studi filsafat minimal terdiri atas dua hal yang substansif, meliuti kenyataan dan kebenaran dan dua hal yang instrumentatif, meliputi konfirmasi dan logika inferensi.
Dengan memperhatikan perkembangan filsafat ilmu dewasa ini, John Loosee, seorang fisuf pengamat sejarah menyimpulkan bahwa filsafat ilmu dapat dikelompokkan menjadi empat konsepsi:
1. Filsafat ilmu yang berusaha menyusun pandangan-pandangan dunia berdasarkan teori-teori ilmiah yang penting.
2. Filsafat ilmu yang berusaha memaparkan pra-anggapan dan kecenderungan ilmuan.
3. Filsafat ilmu sebagai cabang pengetahuan yang menganalisis konsep dan teori dari ilmu.
4. Filsafat ilmu sebagai pengetahuan kritis yang menelaah ilmu sebagai sasarannya












BAB III
PENUTUB
A.    KESIMPULAN
            Jadi, konsep dasar filsafat ilmu adalah kedudukan, fokus, cakupan, tujuan dan fungsi serta kaitannya dengan implementasi kehidupan sehari-hari. Berikutnya dibahas pula tentang karakteristik filsafat, ilmu dan pendidikan serta jalinan fungsional antara ilmu, filsafat dan agama. Pembahasan filsafat ilmu juga mencakup sistematika, permasalahan, keragaman pendekatan dan paradigma (pola pikir) dalam pengkajian dan pengembangan ilmu dan dimensi ontologis, epistomologis dan aksiologis. Selanjutnya dikaji mengenai makna, implikasi dan implementasi filsafat ilmu sebagai landasan dalam rangka pengembangan keilmuan dan kependidikan dengan penggunaan alternatif metodologi penelitian, baik pendekatan kuantitatif dan kualitatif, maupun perpaduan kedua-duanya.












DAFTAR PUSTAKA

Baktiyar, Amsal. 2007 Filsafat ilmu. Jakarta: Rajawali Pers
Drs. H. Syadali Ahmad M.A 2004 filsafat umum. Bandung, pustaka setia
Prof. Dr. Taat Putra Suhartono.2010 Filsafat Ilmu.Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Prof. Dr. Tafsir Ahmad 2007 Filsafat Umum, bandung PT. Remaja Rasda Karya






Tidak ada komentar:

Posting Komentar