Jumat, 10 April 2015

MAKALAH PENDALAMAN PAI DI MADRASAH (AQIDAH AKHLAK DI MTS TENTANG AL-ASMAUL-HUSNA, HARI KIAMAT, DAN SABAR)

A.    Al-Asmaul-Husna
1.      Al-Asmaul-Husna (Nama-Nama Allah Yang Baik)
Yang dimaksud dengan Asmaul Husna adalah nama-nama Allah yang baik atau indah. Nama-nama itu bukan sekedar nama. Namun dapat dijadikan jalan untuk bermakrifat kepada Allah, dengan cara memahami baik-baik nama-nama itu. Nama-nama itu mempunyai pengaruh yang sangat hebat bagi mereka yang senantiasa berdoa dengannya.Sebagaimana firman Allah Swt.[1]
¬!ur âä!$oÿôœF{$# 4Óo_ó¡çtø:$# çnqãã÷Š$$sù $pkÍ5 ( (#râsŒur tûïÏ%©!$# šcrßÅsù=ムþÎû ¾ÏmÍ´¯»yJór& 4 tb÷rtôfãy $tB (#qçR%x. tbqè=yJ÷ètƒ ÇÊÑÉÈ  
Artinya : “Hanya milik Allah asmaul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.”Adapun jumlah nama-nama Allah yang baik itu ada sembilan puluh sembilan nama, di antaranya:
1)      Ar-Rahman (Maha Pengasih)
2)      Ar-Rahim (Maha Penyayang)
3)      Al-Malik (Maha Merajai)
4)      Al-Quddus (Maha Suci)
5)      As-Salam (Maha Menyelamatkan)
6)      Al-Mu’min (Maha Pemelihara Keamanan)
7)      Al-Muhaimin (Maha Penjaga)
8)      Al-‘Aziz (Maha Mulia)
9)      Al-Jabbar (Maha Perkasa)
10)  Al-Mutakabbir (Maha Megah)
11)  Al-Khaliq (Maha Pencipta)
12)  Al-Bari’ (Maha Pembuat)
13)  Al-Mushawwir (Maha Pembentuk)
14)  Al-Ghaffar (Maha Pengampun)
15)  Al-Qahhar (Maha Pemaksa)
16)  Al-Wahhab (Maha Pemberi)
17)  Ar-Razzaq (Maha Pemberi Rezeki)
18)  Al-Fattah (Maha Pembukakan)
19)  Al-‘Alim (Maha Pengetahui)
20)  Al-Qabidh (Maha Pencabut)
21)  Al-Basith (Maha Meluaskan)
22)  Al-Khafidh (Maha Menjatuhkan)
23)  Ar-Rafi’ (Maha Mengangkat)
24)  Al-Mu’izz (Maha Pemberi Kemuliaan)
25)  Al-Mudzill (Maha Pemberi Kehinaan)
26)  As-Samii’ (Maha Mendengar)
27)  Al-Bashar (Maha Melihat)
28)  Al-Hakam (Maha Menetapkan Hukum)
29)  Al-‘Adl (Maha Adil)
30)  Al-Lathif (Maha Halus)
31)  Al-khabir (Maha Waspada)
32)  Al-Halim (Maha Penyantun)
33)  Al-‘Azhim (Maha Agung)
34)  Al-Ghafur (Maha Pengampun)
35)  Asy-Syakur (Maha Menghargai)
36)  Al-‘Aliyy (Maha Tinggi)
37)  Al-Kabir (Maha Besar)
38)  Al-Hafizh (Maha Memelihara)
39)  Al-Muqit (Maha Pemberi Kecukupan)
40)  Al-Hasib (Maha Menghitung)
41)  Al-Jalil (Maha Luhur)
42)  Al-Karim (Maha Pemurah)
43)  Ar-Raqib (Maha Peneliti)
44)  Al-Mujib (Maha Mengabulkan)
45)  Al-Wasi’ (Maha Luas)
46)  Al-Hakim (Maha Bijaksana)
47)  Al-Wadud (Maha Pencipta)
48)  Al-Majib (Maha Mulia)
49)  Al-Baits (Maha Membangkitkan)
50)  Asy-Shahid (Maha Mengetahui)
51)  Al-Haqq (Maha Benar)
52)  Al-Wakil (Maha Pemelihara)
53)  Al-Qawiyy (Maha Kuat)
54)  Al-Matin (Maha Perkasa)
55)  Al-Waliyy (Maha Melindungi)
56)  Al-Hamid (Maha Terpuji)
57)  Al-Muhshi (Maha Penghitung)
58)  Al-Mubdi’ (Maha Memulai)
59)  Al-Muid (Maha Mengulangi)
60)  Al-Muhyi (Maha Menghidupkan)
61)  Al-Mumit (Maha Mematikan)
62)  Al-Hayy (Maha Hidup)
63)  Al-Qayyum (Maha Berdiri Sendiri)
64)  Al-Wajid (Maha Kaya)
65)  Al-Majid (Maha Mulia)
66)  Al-Wahid (Maha Esa)
67)  Al-Ahad (Maha Esa)
68)  Ash-Shamad (Maha Dibutuhkan)
69)  Al-Qadir (Maha Perkasa)
70)  Al-Muqtadir (Maha Menentukan)
71)  Al-Muqaddim (Maha Mendahulukan)
72)  Al-Muakhkhir (Maha Mengakhirkan)
73)  Al-Awwal (Maha Awal)
74)  Al-Akhir (Maha Akhir)
75)  Azh-Zhahir (Maha Nyata)
76)  Al-Bathin (Maha Tersembunyi)
77)  Al-Wali (Maha Menguasai)
78)  Al-Muta’ali (Maha Agung)
79)  Al-Barr (Maha Dermawan)
80)  At-Tawwab (Maha Menerima Tobat)
81)  Al-Muntaqin (Maha Penyiksa)
82)  Al-‘Afuww (Maha Pemaaf)
83)  Ar-Ra’uf (Maha Pengasih)
84)  Malikul Mulk (Maha Menguasai Kerajaan)
85)  Dzul Jalali wal Ikram (Maha Memiliki Kebesaran dan Kemuliaan)
86)  Al-Muqsith (Maha Mengadili)
87)  Al-Jami’ (Maha Mengumpulkan)
88)  Al-Ghaniyy (Maha Kaya)
89)  Al-Mughniy (Maha Pemberi Kekayaan)
90)  Al-Mani’ (Maha Membela)
91)  Adh-Dharr (Maha Pemberi Bahaya)
92)  An-Nafi’ (Maha Pemberi Manfaat)
93)  An-Nur (Maha Bercahaya)
94)  Al-Hadi (Maha Pemberi Petunjuk)
95)  Al-Badri (Maha Pencipta Yang Baru)
96)  Al-Baqlii (Maha Kekal)
97)  Al-Warits (Maha Mewarisi)
98)  Ar-Rasyid (Maha Cendikiawan)
99)  Ash-Shabur (Maha Penyabar)


2.      Sebab Terjadi Perbedaan Di Kalangan Para Ulama Tentang Jumlah Al-Asmaul-Husna
Rasulullah Saw, telah mengabarkan bahwa Allah Swt, mempunyai sembilan puluh sembilan nama dan barangsiapa dapat menghapalnya atau menghitungnya, akan masuk surga. Dalam Shahih Bukhari dari Abu Hurairah diriwayatkan bahwa Rasulullah Saw, bersabda “Sesungguhnya Allah mempunyai sembilan puluh sembilan nama, seratus kurang satu. Barangsiapa menghitungnya akan masuk surga.” (H.R.Bukhari:2736) dan ditambahkan :”Dia (Allah) itu ganjil, yang menyukai segala hal yang ganjil.” (H.R.Bukhari:6410)
Tidak satupun hadis shahih yang disitu Rasulullah merinci nama-nama dimaksud. Kalaupun ada yang merincinya, riwayat tersebut lemah. Nama-nama Allah tersebar di dalam al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah Saw. dengan hadis tersebut, Rasulullah mendorong kalangan ulama untuk menghimpun nama-nama ini dengan harapan mendapat pahala mendapatkan pahala yang Rasulullah janjikan sebagai orang yang menghitung dan menghafalnya.
Sebagian para ulama menetapkan bahwa jumlah Al-Asmaul-Husna ada sembilan puluh sembilan nama, ada juga sebagian ulama menyatakan lebih dari jumlah itu, bahkan ada yang berpendapat jumlahnya lebih dari dua ratus nama. Hanya saja, kebanyakan dari jumlah tersebut tidak sesuai apabila nama-nama tersebut dimasukkan ke dalam kategori nama-nama Allah (A-Asmaul-Husna). Menurut Nashir Makarim as-Syirazi dalam tafsirnya al-Amtsal fi Tafsir Kitabullah al-Munzal, mengatakan “ Sekelompok ulama telah berusaha mengumpulkan nama-nama yang indah itu dari al-Qur’an. Padahal dalam al-Qur’an terdapat nama-nama sifat-sifat Allah lebih dari sembilan puluh sembilan.”[2]
Sebab terjadinya perbedaan ini ada dua, di antaranya:[3]
a.       Penjelasan dari hadis di atas bahwa jumlah nama-nama Allah itu sembilan puluh sembilan, tidak lebih. Para ulama kemudian memahami bahwa yang dimaksud dengan “....sembilan puluh sembilan nama, barangsiapa menghitung dan menghapalnya, maka ia akan masuk surga,” adalah satu kalimat, yang artinya barang siapa dapat menghitung sembilan puluh sembilan nama ini dari sekian banyak nama-nama Allah yang ada, maka dia akan masuk surga. Dan mereka tidak juga memberi batasan tegas terhadap jumlah nama-nama yang telah diturunkan dalam agama kita. Sebagian ulama berpendapat bahwa jumlah dari nama-nama tersebut adalah Sembilan puluh Sembilan, tidak lebih. Seperti yang terdapat di dalam Al-Qur’an dan Sunnah. Ada pula pendapat yang menyatakan bahwa yang dimaksud dengan ahshaha itu adalah memahami dan mengamalkan apa yang dituntunnya. Misalnya, ketika menyebut nama-Nya Ar-Razzaq (Maha Pemberi Rizki), maka ia merasa yakin bahwa rizki itu berasal dari Allah, dan ketika menyebut nama Allah An-Nafi dan Adh-Dharr, ia mengetahui bahwa kebaikan dan kejahatan itu berasal dari Allah, dan ia harus mensyukuri kebaikan dan sabar atas bencana.[4]
b.      Perbedaan para ulama tentang ketentuan-ketentuan yang menentukan mana yang masuk kategori Al-Asmaul-Husna dan mana yang tidak. Pendapat yang kuat adalah sembilan puluh sembilan nama.




[1]Rosihon Anwar, Akidah Akhlak, (Bandung : Pustaka Setia, 2008). hlm,. 108-109.
[2]Khaled Al-Attar, Dengan Menyebut Nama-Mu. (Bandung: Bunaya, 2002), hlm., 4.
[3]Umar Sulaiman Al-Asyqar, Al-Asma Al-Husna. (Jakarta: Qisthi Press, 2007), hlm., 12-13.
[4]Mahmud Samiy, Rahasia 99 Nama Allah Yang Indah Riwayat, Manfaat, Dan Keutamaannya. (Bandung: Pustaka Hidayah, 2006), hlm., 20.



KLIK

Tidak ada komentar:

Posting Komentar