Jumat, 10 April 2015

MAKALAH PENDALAMAN PAI DI MADRASAH (ASPEK OLAHRAGA DAN KESEHATAN DALAM SHALAT)

BAB I
PEMBAHASAN
Aspek olahraga dan kesehatan dalam shalat
Jika dilakukan secara benar dan rutin, gerakan-gerakan salat dapat menyehatkan badan, tiap gerakan dalam salat sebenarnya mengandung fungsi seperti halnya olahraga. Berikut ini akan dijelaskan manfaat dari gerakan-gerakan salat tersebut bagi kesehatan tubuh, sebagaimana yang dijelaskan oleh Muhammad Jalal Asy-Syafi’i dalam karyanya al-i’jaz al-Haraki fi as-Salat.
Shalat bagi kesehatan adalah sebuah sistem pertahanan adiyasa  dan juga merupakan pakain orang yang beriman. Sejak waktu subuh sampai dengan ashar, manusia didominasi oleh pekerjaan yang berhubungan dengan sistem syaraf otonom sehingga merangsang jantung dan pembuluh darah beserta otot polos lainnya. Atau dalam bahasa kedokterannya disebut sistem kerja adrenergik. Sementara malam hari merupakan sistem kerja kolionergik.[1]
Pencernaan makanan diistirahatkan dengan mengurangi segala getah cerna muai dari mulut sampai usus. Mengapa ketika shalat berjamaah dzuhur dan ashar bacaan shalatnya tidak dikeraskan? Karena dengan mengeraskan suara pada shalat akan memubadzirkan getah cerna yang memang sedikit. Sementara masa istirahat tubuh adalah waktu pencernaan, yakni malam hari dan pada saat itu semua getah dikeluarkan maksimal. Hal ini yang mungkin menyebabkan kenapa pada shalat magrib sampai subuh bacaan shalat dikeraskan.[2]

A.    Mengangkat Kedua Tangan Pada Saat Takbiratulihram
Mengangkat kedua tangan saat takbiratulihram dilakuan dengan cara mengangkat kedua tangan ke dekat kedua bahu, sehingga ujung jari-jarinya sejajar dengan bagian atas telinga, kedua ibu jari sejajar dengan kedua cuping telinga, kedua telapak tangan menghadap kiblat dan sejajar dengan kedua bahu.


Mengangkat kedua tangan dengan cara di atas dapat menjadikan dua tulang belikat yang ada di punggung kembali ke posisinya yang rata, disertai dengan keseimbangan punggung. Dengan demikian, gerakan ini efektif melindungi tubuh dari kerusakan melingkarnya kedua bahu dan punggung. Berulangnya gerakan semacam ini bersama kesinambungan disiplin dalam melaksanakan salat dapat memperbaiki kerusakan, jika ada.[3]
Selain dapat mengembalikan punggung pada keseimbangannya, cara ini juga dapat menambah luas dada. Hal ini membuat kapasitas udara ke paru-paru  akan bertambah; kuantitas darah yang membawa makanan dan oksigen ke sel-sel tubuh akan bertambah; dan kecepatan tubuh untuk membersihkan diri dari sisa-sisa metabolisme pada sel-sel juga bertambah. Dengan demikian, munculnya kelelahan otot dapat diperlambat.
Membuka jari-jari pada saat mengangkat kedua tangan merupakan latihan yang sesuai dengan otot dan ikatan-ikatan yang ada. Berulangnya gerakan ini sebanyak tiga kali dalam setiap rakaat cukup efektif mempercepat aliran darah pada jari-jari.
B.     Meletakan kedua tangan di atas pusar dengan tangan kanan di atas tangan kiri
Posisi ini adalah posisi lengan yang paling baik dari segi anatomis. Sikap tangan yang demikian juga merupakan sikap yang paling sempurna dan sendi pergelangan tangan serta otot-otot dari kedua tangan berada dalam keadaan rileks. Sirkulasi darah, terutama aliran darah kembali ke jantung serta produksi getah bening dan jaringan yang terkumpul dalam kantong-kantong kedua persendian itu menjadi lebih baik. Dengan demikian, gerakan kedua sendi menjadi lebih lancar dan dapat menghindarkan diri dari timbulnya penyakit persendian.             Posisi tangan kanan di atas tangan kiri befungsi mengangkat lengan kanan sedikit lebih ke depan daripada lengan kiri. Ini menyebabkan lingkaran pada tulang belikat kanan sedikit ke belakang daripada tulang belikat kiri. Semua ini dimaksudkan untuk mewujudkan keseimbangan dan ketepatan antara kedua bahu.




[1] Hendra Setiawan. 2009. Cara Nabi Menghadapi Kesulitan Hidup. Bandung : Penerbit Jabal. Hlm. 98.
[2] Ibid.,
[3] Isna Wahyudi.  Salat. Hlm. 87.BAB I
PEMBAHASAN
Aspek olahraga dan kesehatan dalam shalat
Jika dilakukan secara benar dan rutin, gerakan-gerakan salat dapat menyehatkan badan, tiap gerakan dalam salat sebenarnya mengandung fungsi seperti halnya olahraga. Berikut ini akan dijelaskan manfaat dari gerakan-gerakan salat tersebut bagi kesehatan tubuh, sebagaimana yang dijelaskan oleh Muhammad Jalal Asy-Syafi’i dalam karyanya al-i’jaz al-Haraki fi as-Salat.
Shalat bagi kesehatan adalah sebuah sistem pertahanan adiyasa  dan juga merupakan pakain orang yang beriman. Sejak waktu subuh sampai dengan ashar, manusia didominasi oleh pekerjaan yang berhubungan dengan sistem syaraf otonom sehingga merangsang jantung dan pembuluh darah beserta otot polos lainnya. Atau dalam bahasa kedokterannya disebut sistem kerja adrenergik. Sementara malam hari merupakan sistem kerja kolionergik.[1]
Pencernaan makanan diistirahatkan dengan mengurangi segala getah cerna muai dari mulut sampai usus. Mengapa ketika shalat berjamaah dzuhur dan ashar bacaan shalatnya tidak dikeraskan? Karena dengan mengeraskan suara pada shalat akan memubadzirkan getah cerna yang memang sedikit. Sementara masa istirahat tubuh adalah waktu pencernaan, yakni malam hari dan pada saat itu semua getah dikeluarkan maksimal. Hal ini yang mungkin menyebabkan kenapa pada shalat magrib sampai subuh bacaan shalat dikeraskan.[2]

A.    Mengangkat Kedua Tangan Pada Saat Takbiratulihram
Mengangkat kedua tangan saat takbiratulihram dilakuan dengan cara mengangkat kedua tangan ke dekat kedua bahu, sehingga ujung jari-jarinya sejajar dengan bagian atas telinga, kedua ibu jari sejajar dengan kedua cuping telinga, kedua telapak tangan menghadap kiblat dan sejajar dengan kedua bahu.


Mengangkat kedua tangan dengan cara di atas dapat menjadikan dua tulang belikat yang ada di punggung kembali ke posisinya yang rata, disertai dengan keseimbangan punggung. Dengan demikian, gerakan ini efektif melindungi tubuh dari kerusakan melingkarnya kedua bahu dan punggung. Berulangnya gerakan semacam ini bersama kesinambungan disiplin dalam melaksanakan salat dapat memperbaiki kerusakan, jika ada.[3]
Selain dapat mengembalikan punggung pada keseimbangannya, cara ini juga dapat menambah luas dada. Hal ini membuat kapasitas udara ke paru-paru  akan bertambah; kuantitas darah yang membawa makanan dan oksigen ke sel-sel tubuh akan bertambah; dan kecepatan tubuh untuk membersihkan diri dari sisa-sisa metabolisme pada sel-sel juga bertambah. Dengan demikian, munculnya kelelahan otot dapat diperlambat.
Membuka jari-jari pada saat mengangkat kedua tangan merupakan latihan yang sesuai dengan otot dan ikatan-ikatan yang ada. Berulangnya gerakan ini sebanyak tiga kali dalam setiap rakaat cukup efektif mempercepat aliran darah pada jari-jari.
B.     Meletakan kedua tangan di atas pusar dengan tangan kanan di atas tangan kiri
Posisi ini adalah posisi lengan yang paling baik dari segi anatomis. Sikap tangan yang demikian juga merupakan sikap yang paling sempurna dan sendi pergelangan tangan serta otot-otot dari kedua tangan berada dalam keadaan rileks. Sirkulasi darah, terutama aliran darah kembali ke jantung serta produksi getah bening dan jaringan yang terkumpul dalam kantong-kantong kedua persendian itu menjadi lebih baik. Dengan demikian, gerakan kedua sendi menjadi lebih lancar dan dapat menghindarkan diri dari timbulnya penyakit persendian.             Posisi tangan kanan di atas tangan kiri befungsi mengangkat lengan kanan sedikit lebih ke depan daripada lengan kiri. Ini menyebabkan lingkaran pada tulang belikat kanan sedikit ke belakang daripada tulang belikat kiri. Semua ini dimaksudkan untuk mewujudkan keseimbangan dan ketepatan antara kedua bahu.



[1] Hendra Setiawan. 2009. Cara Nabi Menghadapi Kesulitan Hidup. Bandung : Penerbit Jabal. Hlm. 98.
[2] Ibid.,
[3] Isna Wahyudi.  Salat. Hlm. 87.


KLIK

Tidak ada komentar:

Posting Komentar